Cara Bijak Memanfaatkan Bonus
JAKARTA, KOMPAS.com -Masa
pergantian tahun bisa jadi juga merupakan momentum berharga karena kocek para
pekerja bertambah tebal. Maklum saja, banyak perusahaan membagikan bonus pada
awal tahun berdasarakan prestasi karyawan maupun kinerja perusahaan sampai
akhir tahun sebelumnya.
Mungkin,
perusahaan tempat Anda bekerja termasuk perusahaan yang berbaik hati memberi
rezeki nomplok di awal tahun ini. Anda sudah punya rencana bagaimana
memanfaatkan bonus tersebut? Untuk belanja, untuk foya-foya, atau untuk menutup
kebutuhan rutin keluarga maupun pribadi?
Tentu
saja, Anda yang paling berhak memutuskan rencana pemanfaatan bonus tersebut.
Namun, ada baiknya, Anda jangan menghambur-hamburkan rezeki tersebut sekadar
untuk memuaskan nafsu. Sebagian orang memberi saran agar bonus tahunan
diinvestasikan. Tentu, itu saran yang bijak.
Namun,
Anda harus cermat memilih cara dan sarana yang tepat sebagai ladang investasi
uang bonus tersebut. Maklum, tahun ini bukan tahun yang diperkirakan bakal
kondusif untuk sembarang bentuk investasi. Bukan hendak menakut-nakuti, tapi
kalau Anda mendengarkan saran para pakar, banyak analis menilai fluktuasi di
pasar modal tahun depan masih tinggi. Belum lagi beragam sentimen negatif
membayangi pasar modal dalam negeri maupun ekonomi global.
Tambah
lagi, tahun depan merupakan tahun pelaksanaan pemilu. Menurut Risza Bambang,
Chairman One Shildt Financial Planning, biasanya, produk pasar modal akan
sangat sensitif pada kondisi politik. Karena itu ia menyarankan agar investor
mengkaji ulang penempatan investasi di pasar modal. "Kalau tidak cermat
membaca pasar, return yang didapat bisa minim," tandas dia. Kalau
sial, bisa jadi bonus Anda malah tergerus atau amblas.
Meski
begitu, bukan berarti Anda harus melupakan ide menjadikan bonus sebagai modal
investasi. Para perencana keuangan menganggap bahwa, idealnya, sebagian
pendapatan yang diterima tersebut memang dibiakkan sehingga Anda bisa mendapat
keuntungan maksimal secara jangka panjang.
Lantas,
bagaimana cara bijak untuk memanfaatkan bonus akhir tahun? Fauziah Arsyanti,
perencana keuangan dari Fahima Advisory, menyarankan agar setiap pendapatan
yang didapat langsung dialokasikan untuk pos-pos tertentu. Ambil contoh, bonus
tahunnan ini Anda gunakan khusus investasi, sementara uang tunjangan hari raya
digunakan untuk membayar utang. Lalu, dana perolehan dividen bisa digunakan
untuk bersenang-senang. "Justru kalau terlalu ketat mengelola keuangan
bisa stres, lebih baik dibagi sesuai dengan kebutuhan,"ujar Fauziah.
Kalau
kondisi keuangan sudah oke, Anda bisa mengikuti saran ini. Tapi, kalau kondisi
keuangan belum stabil, Anda bisa mengikuti strategi berikut untuk memanfaatkan
bonus kali ini.
1)
Lunasi utang
Para
perencana keuangan menuturkan, sebelum membelanjakan habis bonus tahunan,
sebaiknya Anda menilai bagaimana rapor keuangan pribadi Anda terlebih dahulu.
Anda bisa menggunakan dua kategori untuk menilai kondisi keuangan pribadi: biru
atau merah. Yang dimaksud dengan rapor biru adalah bila beban utang yang harus
dibayar setiap bulan tidak lebih dari 30 persen total penghasilan bulanan Anda.
Sebaliknya, bila beban utang Anda setiap bulan melebihi 30 persen dari total
penghasilan bulanan yang Anda terima, keuangan Anda masuk rapor merah.
Jika Anda
termasuk orang dengan rapor merah, sebaiknya bonus akhir tahun diprioritaskan
untuk membayar utang. Dengan demikian, kondisi keuangan Anda bisa masuk
golongan rapor biru. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa melunasi utang
sebenarnya bagian dari investasi. Melunasi utang lebih awal dari jatuh tempo
dapat menolong terhindar dari beban berat seperti denda dan pembengkakan utang
akibat bunga kredit.
Risza
mengatakan, selagi ada uang, lebih baik melunasi utang yang dimiliki. Ini dapat
membantu mengurangi beban keuangan di masa depan. "Apalagi sekarang bunga
bank semakin tinggi, semakin menunda pembayaran artinya membuat beban di masa
depan semakin berat," tegas dia.
Kalau
utang Anda sangat banyak, buatlah prioritas pembayaran utang. Utang yang
mendapat prioritas pertama sebaiknya adalah utang produktif, seperti kredit
pemilikan rumah (KPR) atau utang untuk kegiatan usaha. Apalagi utang seperti
ini sensitif terhadap kenaikan besar bunga kredit bank.
Setelah
itu, alokasikan juga dana untuk membayar utang pemakaian kartu kredit.
2)
Sisihkan untuk dana darurat
Sebagaimana
sering dipaparkan dalam rubrik ini, dana darurat adalah komponen penting dalam
perencanaan keuangan. Setiap keluarga wajib mengalokasikan dana darurat untuk
kebutuhan dana mendesak. Misalnya ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit,
kecelakaan, dan sebagainya. Karena itu, bila dana darurat Anda belum mencukupi,
Anda sebaiknya menyisihkan sebagian bonus akhir tahun untuk menutupi kebutuhan
dana darurat tersebut. Bila Anda masih single, sebaiknya Anda punya dana
darurat setara tiga bulan pengeluaran rutin. Bila sudah menikah, sebaiknya Anda
punya dana darurat setara enam bulan pengeluaran rutin.
3)
Sisihkan untuk diri sendiri
Kalau Anda
sudah mengalokasikan dana untuk bayar utang dan kebutuhan dana darurat sudah
cukup, Anda boleh menyisihkan sebagian dana bonus untuk kesenangan pribadi.
Perencana keuangan dari AFC Financial Giri Sulandar menyebut, godaan berbelanja
dan liburan di akhir tahun sangat tinggi. Apalagi, para pebisnis ritel dan
pariwisata biasanya gencar menggelar promo di masa akhir tahun. Nah, tidak ada
salahnya Anda memanfaatkan bonus akhir tahun untuk memanjakan diri Anda, baik
untuk belanja atau liburan.
4)
Modal investasi
Nah, kalau
semua itu sudah Anda lakukan dan masih ada sisa, silakan pikirkan ide untuk berinvestasi.
Dengan demikian, Anda bisa memperoleh manfaat maksimal dari bonus akhir tahun
Anda. Cuma memang, Anda harus berhati-hati memilih instrumen investasi yang
oke.
Berkaca
pada kondisi pasar modal di masa mendatang, lantas di mana tempat terbaik menginvestasikan
bonus akhir tahun agar bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal? Alternatif
pertama, reksadana. Tujuan investasi pada produk ini adalah mendapatkan imbal
hasil jangka panjang. Misalnya reksadana saham disarankan untuk jangka waktu 5
tahun-10 tahun. Sedang reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap
disarankan untuk memenuhi tujuan jangka waktu 3 tahun-5 tahun.
Kedua,
emas. Perencana keuangan menilai logam mulia ini masih bisa memberi imbal hasil
menarik untuk jangka pendek. Emas bisa jadi pilihan investasi untuk jangka 1
tahun-3 tahun.
Ketiga,
kalau Anda berniat menggunakan bonus akhir tahun dalam waktu dekat, Anda bisa
menempatkannya di deposito. Apalagi, belakangan, bunga deposito bank terus
naik. Tapi sebaiknya porsi dana yang ditempatkan di instrumen ini jangan
terlalu besar.
Keempat,
properti. Jika bonus cukup besar dan dapat digunakan membeli sebidang tanah
atau hunian, jangan ragu memilih properti. Perencana keuangan menilai properti
dan tanah masih bisa memberikan imbal hasil yang menarik.
Kelima,
kalau berniat punya bisnis sendiri, Anda bisa memanfaatkan bonus untuk modal
membangun usaha. Nah, kini, semoga bonus Anda tak cuma menuju kasir toko di
mal. Banyak manfaat yang bisa dipetik darinya. (Mona Tobing)
Analisis : kita haruslah menjadi orang yang cerdas untuk memanage
keuangan kita. Jadi uang yang kita miliki tidak terbuang dengan sia-sia
melaikan dipakai untuk kepentingan yang berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar